Selasa, 14 Desember 2010

Jangan Mempersulit Diri

"Allah menghendaki kemudahanbagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. " (Al-Baqoroh 185)

Sahabat,
Betapa dahsyatnya beritadan opini yang berkembang diberbagai media tentang hal-hal yang negatif membuatbanyak diantara kita larut dan ikut berfikir negatif dan semakin mempersulitdiri..... dan suka menyalahkan orang lain


Jutaan orang menganggur ..... wah sulit nih cari kerja !, 4 : 1 Jumlah wanita dibandinglaki-laki.....aduuuh makin susah nih cara dapetin jodohku !, Korupsi merajalela.......mana mungkin kitabisa kaya dan suskses berbisnis belum untung sudah dikorup !, pornografi ,pornoaksi dan narkoba telah membudaya diseluruh strata generasi........aduuhgimana nih tambah ancur saja nih negara.......pak ustadz, pak Guru, pak Lurah,pak DPR dan Pak Presiden jangan tidur dan melancong aja.


Padahal sebenarnya tidak ada yang sulit dalam hidup kita ini, karena Allah sendirilah yang punya statmen ' Jangan mempersulit diri, karena Aku tidak pernah mempersulit kalian ' begitulah kira-kira bahasa gampangnya.

Coba saja kita lihat realitas-relaitas berikut ini :

Ada seseorang saat melamar kerja,memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat CCTV oleh peng-interview, maka dia lolos dan mendapatkan pekerjaan tersebut.

Ternyata untuk memperolehpenghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.



Ada seorang anak menjadi murid ditoko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untukdiperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak inijuga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakanperbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, siadik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yangberhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja

Seorang anak berkata kepadaibunya: "Ibu hari ini sangat cantik.Ibu menjawab: "Mengapa?Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.

Ternyata untuk memiliki kecantikansangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.



Seorang petani menyuruh anaknyasetiap hari bekerja giat di sawah.Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetapakan tumbuh dengan subur.Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membinaanakku.

Ternyata membina seorang anaksangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.

Seorang pelatih bola berkatakepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana caramencarinya?

Ada yang menjawab: "Cari mulaidari bagian tengah." Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung kedalam." Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatihmemberikan jawaban yang paling tepat: "Setapak demi setapak cari dari ujungrumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menujukeberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demisetahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.



Katak yang tinggal di sawahberkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlaluberbahaya, tinggallah denganku."Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah."Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" danmenemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggamnasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.

Ada segerombolan orang yangberjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanyasatu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: "Mengapa engkaubegitu santai?"Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."

Ternyata sangat mudah untukmemperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja



Ada seorang gadis datang kepadasang Ustadz, Ustadz gimana sih cara cepat dapetin jodoh ? gampang mau pilihyang mana ? yang masih perjaka atau yang sudah punya istri ?,

eemmm yang perjaka saja gimanacaranya ? bagi cintamu kepada orang tua dan keluarganya maka dia akan membagikancintanya padamu !

Kalau yang sudah punya istri ?serius nih mau dipoligami ? ya tapi gimana triknya ? sama gampangnya, bagicintamu kepada istri dan anak-anaknya dengan penuh ketulusan maka suaminya akandengan mudah menerima cintamu begitu juga dengan anak dan istrinya !

Ternyata mencari jodoh itu mudah, cukup dengan membagi cinta yang benar bukan ngegombal untuk merusak rumahtangga orang.

Tidak jauh beda juga ketika kitamerasa sangat sukar meninggalkan maksiat dan dosa, cukup dengan membiasakandiri berbuat kebaikan mulai dari yang terkecil dan yang temudah, sepertimembiasakan beristighfar dalam langkah dan meraskannya dalam denyutan nafaskita.................

Istana Sorgaku

Pintu Taubat Selalu Terbuka

Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim terhadap manusia.Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendegar namaku...

Aku ingin menikah
Pada suatu hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan menghibur kehidupanku yang amat keras itu. Lalu, aku menikahi seorang gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun melahirkan seorang bayi perempuan yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku berinama"Fatimah".

Entah bagaimana, aku amat mencintai Fatimah, bahkan melebihi orang lain disekitarku. Semakin Fatimah tumbuh dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat semakin berkurang dalam kehidupanku. Suatu hari, saataku memegang gelas yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia mencoba mendekatiku dan menghalangi akau meminum khamar tersebut. Aku tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allahlah yang membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu...
Fatimah semakin besar. Imanku pun semakin bertambah dalam hatiku... Setiap aku mendekatkan diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun, Fatimah meninggal dunia....

Kembali mejadi ahli maksiat
Sungguh tak masuk akal... peristiwa "kematian Fatimah" membuatku putus asa danaku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam dari sebelum aku menikah...Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian itu...
Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda. Akhirnya, setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu saat, setan berkata padaku :"Hari ini, hari yang paling bahagia bagi kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi sepanjang hidupmu..."

Mimpi hari kiamat
Akupun bertekad untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu kerjaku hanya minum dan minum khamar... Saat aku teler dan kemudian ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan cahayanya ke bumi. Laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang mahsyar..Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang. Aku adalah salah satu di antara mereka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. "Ayo segera menghadap yang Maha Perkasa"...Saat itu aku melihat ada orang yang hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan.. Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :" Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa"... Tiba-tiba saja semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku... Tinggal aku sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.

Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar..Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah sangat lemah.. Lalu aku berkata : "Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!" Sang kakek berkata : "Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu".. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..

Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk kedalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: "Demi Allah, tolonglah selamatkan aku! Engkau berkewajiban menyelamatkanku"... Kakek itu pun menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : "Aku ini sudah sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri.Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat.."
Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek tersebut...Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang beteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : "Fatimah! Selamatkan ayahmu! Selamatkan segera ayahmu!"

Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan...

Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah berkata :" Wahai ayahanda tercinta! Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingatAllah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)".

Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : "Wahai anakku,apakah gerangan ULAR BESAR itu? Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah..Tidakkah engkau tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang LEMAH itu, menggambarkan AMALSHOLEH ayah yang tak seberapa.. Engkau sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat kondisimu dan tak mampu berbuatapa-apa padamu."
Kemudian anakku meneruskan ucapannya : "Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidakada lagi yang bermanfaat bagimu...."

Tobat dan kembali ke pangkuan Allah
Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak..."Saatnya ya Allah... Sekarangs aatnya aku tobat yaa Robb...Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah...Sekarang juga saatnya..."
Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :

"Tidakkah sudah tiba saatnya bagi orang-orang beriman untuk khusyuk hatimereka mengingat Allah dan terhadap apa yang yang turun dari kebenaran(Al-Qur'an). Dan janganlah mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi danNasrani) sebelumnya, maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hatimereka jadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS.Al-Hadid/57 :16)

Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri.Seorang ulama besar zaman tabi'in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :

Ilahi... Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapapula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?
Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuninerakamu!
Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :

Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!
Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!
Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :
Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku akanmendekat padanya satu hasta...
Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekatkepadanya satu depa...
Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambilberlari...
Sahabat, betatapun kita telah lari menjauh dari Allah, ketahuilah bahwa Allahsenantiasa sangat rindu menanti kita kembali ke PangkuanNYA,

Istana Sorgaku

Mana ada Tuhan itu

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya.

Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.

Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”. “Kenapa kamu berkata begitu ?” timpal si konsumen. “Begini, coba Anda perhatikan di depan sana , di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada. Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit?, Adakah anak terlantar? Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat.

Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlungker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.

Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ?”. “Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. ” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. “Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA ! Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Si tukang cukur terbengong !!!

Sahabat, Allah SWT Tuhan Semesta Alam, memang harus kita cari dan kita temukan. Ketika kita sudah menemukan Tuhan maka kita akan dengan mudah mengenalnya, bagaimana cara Dia menyayangi kita, bagaimana cara Dia menolong kita, bagaimana cara Dia menyembuhkan penyakit kita dan segala perbuatanNYA terhadap diri kita akan dengan mudah kita rasakan.

Kemana Mencarinya dan Bagaimana cara Mencarinya ?

Nabi Ibrahim ’alaihissalam mencari Tuhan lewat membaca gejala Alam Semesta, mengamati Matahari, Bulan dan Bintang yang disangkanya sebagai Tuhan tapi semuanya sirna seiring bergulirnya waktu

Nabi Musa ’alaihissalam mendaki bukit Thurissina hingga 40 malam mencari dan mengharap sebuah kepastian akan eksistensi Tuhan Semesta Alam

Ibunda Hajar istri Nabi Ibrahim berlarian antara bukit Shofa dan Marwah mencari dan menghiba mata air Tuhan agar segera dialirkan.

Muhammad SAW berbulan-bulan bertahanus di Goa Hira mencari Tuhan untuk menjawab kegelisahannya atas ummatnya yang semakin akrab dengan perilaku kehewanan.

Karena ada upaya yang keras dan kesungguhan serta kesadaran betapa lemahnya diri ini menghadapi berbagai permasalahan kehidupan maka TUHANpun MEMPERKENALKAN DIRINYA.

Nabi Ibrahim dibukakan pengetahuannya bahwa Matahari, Bulan, Bintang dan seluruh alam semesta ada YANG MENCIPTAKAN, Dialah Allah Tuhan Semesta Alam

Nabi Musa mendengarkan secara langsung jawaban dari Allah SWT ” Sesungguhnya Akulah Allah Tuhan Semesta Alam ”

Ibunda Hajar digembirakan Tuhan dengan mengalirnya Air Zam-Zam dibawah kaki anaknya Ismail dan Muhammad SAW diperkenalkan Tuhan melalui Malaikat Jibril yang membawa Wahyu pertama IQRO’ !

Lalu bagaimana dengan Kita ?

Nabi adalah manusia sama seperti kita juga manusia, bedanya Nabi menerima Wahyu sedangkan kita hanya bisa menerima Hikmah dari Allah SWT. Jadi kitapun sama akan mampu menemukan dan mengenal Tuhan sebagaimana para Nabi mencari dan menukan Tuhan, Caranya ?

Buatlah sebuah Proyek baik kecil-kecilan atau besar-besaran sekalian lalu buatlah Goal Targetnya, bersungguh-sungguhlah dalam melaksakan proyek tersebut kemudian ajukan proposal kepada Tuhan lewat munajat di sepertiga malam, maka lihatlah dan rasakanlah bagaimana cara Tuhan membimbing dan menolong kita menuju Goal Target yang telah kita tetapkan, bisa jadi hasilnya jauh melampaui Goal Target yang telah kita tetapkan.

Contoh Proyek Kecil : Ingin Membiasakan diri bangun Malam untuk Sholat Tahajjud jam 03.00, maka sebelum tidur berwudhulah dahulu, sebutlahlah nama Allah sebanyak mungkin melalui zikir yang kita sukai, sebelum terlelap mintalah dibangunkan jam 03.00 tepat, silahkan coba dan rasakan apa yang terjadi, dan amatilah bagaimana caranya Allah membangunkan kita !

Demikian juga dengan proyek sedang dan proyek besar, kerahkan seluruh potensi kita secara maksimal untuk meraih Goal Target lalu munajatkan disetiap malam dalam Tahajjud kita, maka perhatikanlah bagaimana cara Allah memperkenalkan dirinya kepada kita.

Istana Sorgaku

Minggu, 12 Desember 2010

Hidup Serba Terbatas, Tetap Bahagia

Sahabat,
Pernahkah kita sesekali memperhatikan bagaimana pola makan dan menu makan para Yatim dan Dhu’afa di sekitar kita atau di Panti-Panti atau Pesantren yang menampung para Yatim dan Dhu’afa ? atau sesekali menanyakan isi kantongnya ?

Mengapa anak-anak itu begitu cerianya dengan hidup yang serba terbatas itu? Asal hari itu ketemu sesuap dua suap nasi dengan lauk apa adanya mereka sudah sangat bersyukur dan bergembira.

Tapi sebagian orang yang memiliki kekayaan yang melimpah malah selalu gelisah karena Selalu memikirkan kekayaannya itu, bagaimana mengamankannya, bagaimana mengembangkannya, bagaimana nanti mewariskannya dan segudang pemikiran terkuras untuk kekayaan-kekayaannya itu.

Padahal Allah SWT menunggu Pinjaman dan Ivestasi kita dengan janji yang pasti akan mengembalikannya dengan kembalian yang berlipat-lipat.

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”. (QS. Al-Baqarah: 245)

---------------

Dikisahkan, ada seorang tukang sepatu. Meskipun kehidupannya sangat sederhana, tetapi dia tampak hidup santai dan bahagia. Ia mempunyai hobi menyanyi. Mulai dari pagi saat mandi, siang hari waktu bekerja, maupun malam hari, tak henti-hentinya dia menyanyi dengan riang dan gembira. Sementara, di sebelah rumahnya, tinggal seorang tuan tanah yang kaya raya. Meskipun dia memiliki banyak harta, tetapi hidupnya tidak bahagia, dia selalu merasa ketakutan orang mencuri hartanya. Karena ketakutannya itu, ketika malam tiba, dia sering tidak tertidur lelap.

Tiap pagi, dia mendengar suara menyanyi si tukang sepatu. Dia pun menjadi iri dan sedikit jengkel. “mengapa tukang sepatu bisa sebahagia itu, sedangkan aku mau tidur pun sulit. Alangkah baiknya kalau tidur bisa seperti makanan dan minuman, bisa di beli dengan uang, maka aku akan membayar berapapun untuk dapat tidur dengan nyenyak.”

Pada suatu hari, tuan tanah mengundang si tujang sepatu ke rumahnya, “ sobat, sebagai tukang sepatu, berapa pendapatanmu dalam sebulan?”

Tukang sepatu tersenyum menjawab, “ sebulan? Pendapatanku setiap hari saja tidak menentu, kadang ada kadang tidak. Setiap hari asal bisa makan sesuap nasi, aku sudah senang dan bersyukur.”

Penasaran si tuan tanah lanjut bertanya, “kalau begitu, bagaimana kamu bisa sebahagia itu?”

“asalkan setiap hari aku bisa makan, aku sudah puas. Aku tidak banyak berpikir, maka aku tidak perlu merasa susah,” jawab tukang sepatu.

Mendengar penuturan apa adanya dari tukang sepatu, si tuan tanah merasa tersentuh. Ia merasa mendapat pencerahan. Karena itu, ia pun menghadiahi si tukang sepatu dengan uang emas. “aku merasa mendapat sesuatu dengan apa yang menjadi pandangan hidupmu. Sebagai wujud rasa terima kasihku, ini aku hadiahi satu tael emas, simpanlah baik-baik, mungkin kelak engkau memerlukannya.” Kata tuan tanah seraya memberikan tael emas kepada si tukang sepatu.

Seumur hidup, belum pernah si tukang sepatu melihat uang sebanyak itu. Bahkan meskipun bekerja keras sampai mati pun, ia takkan bisa menabung uang sebanyak itu. Maka dia pun sangat berterima kasih, dan dengan gembira pulang ke rumahnya,

Sampai di rumah, ia menyimpan uang itu di tempat yang teraman menurut dirinya. Sejak saat itu, keceriaanya mendadak lenyap. Dia tidak pernah menyanyi lagi, selalu merasa ketakutan bila orang akan mencuri uangnya. Dia juga selalu mencurigai orang yang mendekatinya dan berpikir, jangan-janagn orang itu mau mengambil hartanya. Maka dia pun tidak lagi bisa tidur dengan nyenyak.

Setelah beberapa lama, tekanan batinnya mulai menjadi-jadi. Keceriaanya yang dulu, hilang sama sekali. Akhirnya, karena tidak tahan lagi, dia berlari ke rumah si tuan tanah. “sobat, tolong kembalikan nyanyian dan kebahagiaanku. Ambillah kembali uangmu.”

Setelah mengembalikan uang tael emas itu, si tukang sepatu pun bisa terlepas dari semua beban. Maka, ia pun bisa menyanyi lagi dengan riang gembira dan tidur lelap di malam hari.

Sahabat......, kehidupan para Yatim dan Dhu'afa baik yang masih dalam naungan keluarga ataupun yang hidup di Panti-Panti Sosail, Pesantren dan Rumah Yatim tidaklah sama dengan kehidupan para keluarga normal yang hidup berkecukupan, Bagi Keluarga Yatim dan Dhu'afa yang penting bagi mereka hari ini ada beras yang bisa dimasak, mereka bisa dan terbiasa makan dengan kerupuk saja atau lauk ikan asin saja, atau dengan sambal dan sayur saja adalah cukup bagi mereka.

Dalam salah satu hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai manusia! Kekayann-Ku tidak akan pernah habis selamanya. Semakin banyak engkau berinfaq, sebanyak itu pula aku akan memberi rizki padamu. Seberapa pula tingkat kekirinmu sekadar itu pula Aku menahan rizkimu”.

MEMBELI CINTA

Aisyah r.a berkata bahwa beliau pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda," Apabila harta kekayaan tidak terdapat sedekah sama sekali, maka ia akan membinasakannya".

 Sahabat,
 terfikirkah oleh kita bahwa segala harta kekayaan yang kita kumpulkan sedikit demi sedikit hingga kemudian membukit, demikian juga segala jabatan dan kekuasaan yang dalam genggaman kita saat ini dan esok, akan musnah dalam sekejab diluar prediksi kita, sebabnya kelihatannya sepele KARENA KITA LUPA SEDEKAH.

Dikisahkan, seorang bangsawan mempunyai seorang pembantu setia yang telah bekerja padanya sedari kecil. Pembantu itu adalah anak yatim piatu terlantar yang dipungut oleh ayahnya di suatu tempat. Sedangkan si bangsawan adalah orang yang hidup berkelimpahan harta, gemar berfoya-foya, namun tidak peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang miskin dan menderita.

Suatu hari, si majikan memberi tugas kepada si pembantu tersebut untuk pergi ke luar kota menagih utang. Sebelumnya, dengan nada pongah dia berpesan, “Pembantuku, setelah Kamu berhasil menagih semua uang itu, pergilah berkeliling kota untuk mencari dan membelikan barang yang belum aku miliki.”

Di dalam hati, si bangsawan tertawa geli. Sebab ide menugaskan si pembantu untuk mencari dan membelikan barang yang belum dipunyai, sebenarnya bertujuan untuk mempermainkan pembantunya demi menyombongkan dirinya sendiri. Hal itu dilakukan karena dia tahu bahwa di rumahnya yang indah dan dipenuhi dengan kekayaan yang berlimpah itu, tidak ada suatu barang berharga apapun yang tidak dimilikinya.

“Biarkan saja dia pusing dan kecapekan berjalan mencarikan barang buatku hahaha”. Serunya sambil tertawa-tawa dalam hati, membayangkan pembantunya akan frustasi.

Beberapa hari kemudian, saat pembantunya pulang, si bangsawan menyambutnya dengan antusias. Ia ingin tahu barang apa yang berhasil di beli oleh pembantunya. Tetapi alangkah, kaget dan marah ketika tahu bahwa uang yang berhasil ditagih, dihabiskan si pembantu dengan memberikan barang-barang kepada orang-orang miskin di sana. Tanpa mau mendengar alasannya, si pembantu dihukum cambuk. Kemudian ia juga dipotong gajinya, dan sejak saat itu, si bangsawan memperlakukan pembantu tersebut dengan kasar dan penuh makian.

Tiba suatu ketika, terjadi bencana alam yang luar biasa di sana. Seluruh harta si bangsawan musnah dan dia pun jatuh bangkrut. Karena musibah yang memporak-porandakan desa itu, kemudian si bangsawan memutuskan untuk pergi ke kota lain guna mencari kehidupan baru. Sementara, sang pembantu yang sering dicacinya, tetap setia mengikutinya.

Berhari-hari kemudian, setibanya mereka di sebuah kota, penduduk di sana menyambut mereka dengan baik dan ramah. Bahkan, banyak di antara mereka memberi makan dan tumpangan. Mendapat perlakuan yang sangat ramah tersebut, si bangsawan keheranan. Ia tidak menyangka akan mendapat perlakuan seperti itu. Lantas, ia pun bertanya kepada si pembantu.

Pembantu itu pun kemudian memberi penjelasan, “Tuanku, saya pernah kemari beberapa waktu lalu. Tuan pasti ingat, sewaktu memberi tugas kepada saya untuk memberikan barang yang belum Tuan miliki dari semua uang hasil tagihan. Uang itu telah saya belikan cinta kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan saat itu. Sekarang, giliran merekalah yang menolong kita saat ini. Waktu itu Tuan telah punya semua barang, hanya satu barang yang Tuan belum miliki, yaitu cinta. Maka, waktu itu saya membelikanya untuk Tuan. Dan cinta itulah yang saat ini memberi kehidupan baru kepada kita. Semoga Tuan memahami dan tidak marah lagi atas tindakan saya waktu itu.”

Dengan mata berkaca-kaca, si bangsawan kemudian memeluk pembantu setianya itu. Ia pun berucap, “Sekarang aku baru sadar, aku adalah seorang kaya yang miskin… Miskin cinta, miskin perhatian pada orang lain. Terima kasih Sahabat… Maafkan aku. Aku telah memperlakukanmu dengan semena-mena. Padahal Engkau telah membelikan cinta yang tidak aku miliki. Sekarang, justru cinta itulah yang menolong kita untuk memulai kehidupan baru.”

Sahabat, Kita hidup di dunia ini tidak sendiri, namun saling bergantung satu sama lain. Kita sangat membutuhkan orang lain agar hidup kita tidak menjadi kaku dan monoton. Disadari atau tidak, manusia secara alami memiliki keterkaitan satu sama lain. Karena itu, apa yang kita lakukan pada orang lain dan apa yang kita perbuat saat ini, bisa memberi dampak yang terkadang tidak kita sangka di masa mendang.

Karena itu, apapun yang kita lakukan saat ini, harus kita pikirkan bagaimana pengaruhnya bagi orang lalin. Jika kita menebar kebaikan, niscaya kita pun akan mendapatkan balasan kebaikan itu. Memang, kadang tidak secara langsung. Kadang, balasan itu hadir saat kita sedang benar-benar membutuhkan.

Mari, kita asah naluri dan nurani kita agar makin terbiasa membantu orang lain. Dengan begitu, kita telah menanam banyak benih cinta yang buahnya kelak akan membawa kita pada kebahagiaan yang sesungguhnya.

MISKIN TAPI KAYA RAYA

 SAHABAT,

 setiap peristiwa yang terjadi atas diri kita, keluarga kita, orang-orang disekitar kita bahkan diseluruh penjuru Dunia ini tidak lain adalah sebuah PENDIDIKAN dari Allah SWT, hanya saja kadang kita tidak menyadarinya, cobalah sekali kali perhatikan dengan seksama setiap peristiwa yang terjadi pasti didalamnya ada berbagai Pelajaran buat kita, pasti! ,

Sahabat, Jika Oprah Winfrey menyumbang ratusan dan ribuan dolar, tentu kita kagum namun tidak terkejut.

Atau bila Bill Gates juga mendermakan uangnya jutaan dolar, kita juga barangkali menganggap hal hebat yang biasa saja.

Tapi bila seorang TUKANG BECAK yang miskin yang menyumbang dalam kekurangannya, maka dialah GURU yang mengajarkan kita untuk BERSYUKUR DAN SELALU BERBAGI

Namanya BAI FANG LI. Pekerjaannya adalah seorang tukang becak. Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitas ibadahnya,. dia melanglang dijalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil dan ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana ia biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, diruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, diruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Dipojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian digubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat dipundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar dimukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ketempat sampah, mengais-ngais sampah, dan ketika menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu kemulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana. "Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya...." jawab anak itu. "Orang tuamu dimana...?" tanya Bai Fang Li. "Saya tidak tahu...., ayah ibu saya pemulung.... Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil..." sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam delapan malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan pembeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmmm... tapi masih cukup bagus... gumannya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, ditengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

"TIDAK APA-APA SAYA MENDERITA, YANG PENTING BIARLAH ANAK-ANAK YANG MISKIN ITU DAPAT MAKANAN YANG LAYAK DAN DAPAT PENDIDIKAN. DAN SAYA BAHAGIA MELAKUKAN SEMUA INI...," katanya jika orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata "Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan......" katanya dengan sendu., Semua guru di sekolah itu menangis........

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Sahabat, kalau langit memberikan Hujannya, kalau Matahari memberikan Cahayanya, Pepohonan memberikan buah, kayu dan akarnya, Laut memberikan Ikan, mutiara dan tambangnya, Gunung-gunung memberikan batu dan semennya, Sapi memberikan susunya, Lebah memberikan madunya dan ternyata seluruh Alam Semesta ini adalah Memberi dan Berbagi tiada henti, akankan kita berdiam diri tidak memberikan apa-apa ? semiskin apakah kita ? sebokek apakah kantong kita ? setarakah kehidupan kita dengan Bai Fang Li ? kalau Bai Fang Li mampu memberi, ada apa dengan kita ?

Betapa jika setiap orang di Dunia ini memilih sikap seperti Bai Fang Li, maka takkan ada satupun orang Miskin di Dunia ini, tak ada kelaparan, tak ada korupsi, tak ada manipulasi, semua bergembira, tersenyum dan saling peduli, oh…. Indahnya Dunia ini….

REGENERASI

APA YANG DI SISIMU AKAN LENYAP, DAN APA YANG ADA DI SISI ALLAH ADALAH KEKAL. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “. ( An-Nahl : 96 )

 sahabat,
Allah  seringkali kita tak merasakan bahkan tidak menyadari bahwa detik demi detik, hari demi hari dan akhirnya tahunpun berganti, dan betapa jatah hidup kita semakin berkurang dan terus menerus berkurang, sementara itu kadang tak terfikir oleh kita KARYA PRESTATIF/ Amal Sholeh apa saja yang sudah kita ukir ? seberapa jauh kita telah menduplikasi ilmu dan kompetensi kita kepada anak-anak dan generasi kita ? Adakah Investasi Akhirat yang selalu kita sisihkan selama hidup kita ? sehingga kelak ketika kita meninggalkan kehidupan ini kita dengan cara LUAR BIASA, SEMAKIN SUKSES, dan SEMAKIN BAHAGIA selama lamanya, karena menikmati indahnya bunga dan buah hasil investasi kita selama hidup.

Sahabat, apa yang ada ditangan kita saat ini dan esok tak akan ada satupun yang tak lenyap apalagi mengekalkan kehidupan kita, karena hakekatnya kita hidup ini menuju titik kefanaan, namun kita sangat bisa menjadi MANUSIA yang memiliki AMAL UNLIMITED dengan cara :
Menduplikasi Ilmu dan Kompetensi kita kepada Anak-anak dan Generasi kita
Menginvestasikan Harta untuk Kepentingan Proyek-Proyek REGENERASI yang memperjuangkan REVOLUSI SISTEM
Membangun Mesin SDM yang Handal, Kompeten, dan Visioner yang mampu menjadi Agen Perubahan menuju SISTEM ALLAH.

Maka jika ini lakukan, hidup kita memang tidak kekal tetapi Amal kita menjadi KEKAL dan UNLIMITED hingga dunia ini digulung oleh Sang Maha Pencipta, Pasti !

---------------

Dikisahkan, disebuah kolam yang airnya berlumpur, disana tumbuh pohon bunga teratai muda. Pohon itu tumbuh dengan beberapa helai daun yang hijau dan kuncup, serta sekuntum bunga teratai berwarna merah di atasnya. Saat malam mulai meninggalkan peraduan, angina-angin berhembus perhalan membawa halimun dan kemudian berbuah menjadi tetes-tetes embun di antara daun teratai.


Suatu hari, ketika daun teratai membuka mata memulai pagi yang cukup dingin, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Tiba-tiba si daun teratai tersadar, di atas tubuh hijau daunya ada sedikit embun yang begitu lembut dan bening. Dengan ceria di sapanya embun, “hai, engkau siapa? Dari mana datangmu dan bagaimana bisa tiba-tiba berada di atas punggungku?”

Si embun pun menjawab, “aku biasa di namakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini ada uap air yang terbawa hembusan angina-angin yang kemudian menciptakan titik air, inilah yang menjadikannyaseperti diriku sekarang.

“wah, aku senang sekali bisa berteman dan ngobrol denganmu,” kata si daun teratai.

“tapi maaf teman baruku. Bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi, karena begitulah sifat alam, adanya embun di pagi hari sebentar kemudian akan segera menguap bila tertimpa sinar matahari,” ujar embun kepada daun teratai.

Si daun yang merasa mendapat teman baru memohon kepada embun, “tolong tetaplah disini, jangan pergi.” Namun, seperti yang dikatakan embun, saat matahari menyinari bumi dengan kehangatannya, embun itupun segera berlalu dari tubuh daun teratai.

Keesokan harinya, saat daun teratai memulai kembali harinya, dia begitu gembira. Rupanya ia melihat embun kembali berada di punggungnya. Maka dia pun menyapa riang embun itu, “hai sobat, kita berjumpa lagi.”

Tapi, embun berkata, “ hai juga aku embun baru, kita belum saling kenal.”

“lo, bukankah kamu embun yang kemarin?”

“bukan! Aku embun hari ini, aku tidak ada kaitanya dengan embun yang kemarin,” ujar embun yang membuat daun teratai heran. Belum sempat teratai bertanya labih jauh, embun itu pun segera menguap kembali tertimpa sinar matahari.

Peristiwa serupa pun terjadi dari hari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama bentuknya, setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun embun yang kemarin. Maka, hari-hari pun berlalu terus hingga berganti bulan. Si daun teratai pun berumur semakin tua. Akhirnya, ia pun muali terkoyak dan selanjutnya menguning. Hari demi hari telah di lalui hingga kini saatnya ia akan di gantikan oleh tunas daun teratai yang baru.

Sahabat, secara sunnatullah alam semesta ini selalu regenerasi dan terus menerus meregenerasi, akankah kita berdiam diri untuk pintar sendiri, kaya sendiri, canggih sendiri, berkuasa sendiri terus mati sendiri tanpa ada Pendamping Amal yang cukup ???

Bersama Rumah Yatim Indonesia mari bersama berinvestasi membangun MESIN SDM yang akan melahirkan GENERASI yang siap berjuang untuk REVOLUSI SISTEM yang indah tanpa darah dan air mata. MIMPIKAH KITA? Kalau mereka mampu mengacak-acak Sistem di negeri kita tercinta ini, mengapa kita tidak ? padahal kita punya Al-Qur’an sebagai Sistem Hidup yang teruji ketangguhannya sementara mereka tidak !

waktu adalah nyawa

"demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran" (Q.S AL-Ashr).
dikisahkan dibawah sebuah pohon yang rindang, tampaklah sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru, uniknya, diantara anak-anak itu  terlihat seorang kakek duduk bersama mereka, ikut menyimak pelajaran yang diberikan oleh sang guru, kejadian aneh itu ternyata menarik perhatian pemuda yang kebetulan melewati tempat tersebut. sesuai pelajaran, pemuda yang penasaran tadi menghampiri sang kakek, bertanyalah dia kepada si kakek:"kek, apakah kakek seorang guru?" "bukan," jawab si kakek. "kalau bukan guru, mengapa kakek ikut duduk bersama anak-anak itu?" ketahuilah aku tadi sedang belajar dengan anak-anak itu." lho, pelajaran tadikan untuk anak-anak......,bukan untuk orang tua seperti kakek. "memangnya berapa umur kakek? kok tidak malu belajar bersama dengan anak-anak itu.?" umurku tahun ini tepat sepuluh tahun..." jawab si kakek itu sambil tersenyum. " ah...., kakek kakek bercanda, kalau menurut perkiraanku, paling umur kakek sudah 70-an tahun...." si pemuda menebak sambil tetap penasaran. hahahahahhhh, tebakanmu benar anak muda. bila dihitung dari lahir hingga saat ini  umurku memang 70 tahun. tetapi 60 tahun yang telah kulewati janganlah dihitung. yang benar-benar dapat dihitung adalah kehidupanku yang sepuluh tahun terakhir ini." jawab si kakek penuh misteri.
si pemudapun makin dibuat bingung oleh penjelasan kakek tua tadi."mengapa masa 60 tahun itu tidak dihitung? apa artinya? sambil menghela napas panjang si kakek menjawab,"sejak kecil hingga usia 20 tahun seharusnya itulah waktu terbaik untuk belajar. tapi aku gunakan waktu itu hanya untuk bermain dan bersantai-santai, sebab semua keinginan dan kebutuhan disediakan berlimpah-limpah oleh orangtuaku. lalu 20 tahun berikutnya waktu yang seharusnya berjuang dan meniti karir, maka aku gunakan untuk berpoya-poya  dan menghabiskan harta orangtuaku, dan 20 tahun ketiga waktu yang seharusnya untuk mengumpulkan tabungan  masa pensiunku, malah kugunakan untuk bertamasya tak karuan tujuannya, semua harta yang tersisa ku hambur-hamburkan karena aku hanya mengejar kesenangan sesaat, coba pikir, bukankah 60 tahun yang telah kulewati itu sia-sia belaka?" bagaimana dengan sepuluh tahun terakhir? dengan mata berkaca-kaca si kakek berkata"sepuluh tahun terakhir ini aku baru sadar, bahwa 60 tahun hidupku telah ku lalui tanpa makan, tanpa tujuan dan tanpa cita-cita.... aku sudah bangkrut jatuh miskin , sebatang kara tidak punya teman yang bisa membantu, dan hanya hidup dari belas kasihan orang lain. tetapi sejak kesadaran itu muncul, aku seperti baru lahir kembali dan memutuskan untuk belajar hidup dari awal lagi." setelah sejenak si kakek meneruskan kata-katanya,"anak muda seperti apa yang telah aku jalani. karena waktu adalah modal utama yang dimiliki setiap manusia. pergunakanlah sebaik-baiknya untuk belajar, beruasaha dan berkarir. gunakan waktumu untuk tujuan yang mulia, maka kelak dihari tuamu kau akan merasa bahagia. karena kehidupanmu bukan hanya berguna bagi dirimu sendiri tetapi juga harus berarti bagi orang lain."

sahabat,
kisah tadi sungguh menggambarkan sebuah perjalanan hidup yang sia-sia dan tidak berguna. ini merupakan pelajaran berharga bukan saja untuk anak-anak dan orang muda, tapi juga untuk kita semua. jangan sampai kita menyia-nyiakan waktu selagi kita memilikinya, apa lagi saat kita mempunyai kemampuan penuh meraih segala sesuatu yang kita inginkan.